- Back to Home »
- Article , education »
- Perencanaan Mapan, Ikhtiar Mengatasi Problem Sosial
Posted by : Unknown
Wednesday, June 12, 2013
Diatas telah dijelaskan,
bagaimana fatalnya jika perencanaan pendidikan menjadi produk gagal. Untuk
mengatasi gagalnya konsep pendidikan, maka perlu dilakukan kajian yang mendalam
terhadap masalah-masalah sosial yang berimplikasi terhadap perencanaan
pendidikan. Diantara solusi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
tingkat kemiskinan. Dengan mengetahui tingkat kemiskinan pihak pemerintah dapat
menentukan tingkat pemerataan yang sudah direncanakan.
2. Membangun
kepercayaan masyarakat melalui sosialisasi pentingnya pendidikan serta member
beasiswa kepada anak-anak miskin untuk turut mengenyam pendidikan.
3. Dalam
merencanakan pendidikan harus memperhatikan dan menerapkan pembentukan karakter
peserta didik.
4. Pemerintah
memberikan bekal ketrampilan sesuai dengan lingkungan kerja.
5. Penyelanggaraan
kerja lebih menekankan kepada keahlian sesuai dengan kompetensinya, ini terkait
masalah sosial yang berhubungan dengan aspek pendidikan. Jika hal ini
diterapkan, pendidikan tidak hanya menekankan pada sisi kognitifnya saja,
melainkan lebih berfokus pada sisi karakter dan keterampilan.(Ms)
1. Cost
benefit approach, relasi perencanaan dengan tingkat ekonomi
Pendekatan cost benefit
menurut Yagi (2010) adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan pada keseimbangan antara
keuntungan dan kerugian. Prinsip untung rugi inilah yang dipakai oleh individu
yang rasional kalau memutuskan bagaimana sebaiknya membelanjakan uang agar
keinginannya tercapai.
Ia
meneliti alternatif-alternatifnya, menimbang biaya masing-masing
alternatif dan kepuasan yang menyertainya atau kegunaan yang akan
diperolehnya dan kemudian memilih kemungkinan tertentu sebatas kemampuannya
yang paling menguntungkan.
Ciri-ciri
pendekatan ini antara lain adalah:
a. Pendidikan
memerlukan biaya investasi yang besar, oleh karena itu perencanaan pendidikan
yang disusun harus mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomis.
b.
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa:
·
Kualitas layanan
pendidikan akan menghasilkan output yang baik dan
secara langsung akan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
·
Sumbangan
seseorang terhadap pendapatan nasional adalah sebanding dengan tingkat
pendidikannya.
·
Perbedaan
pendapat seseorang di masyarakat, ditentukan oleh kualitas pendidikan bukan
ditentukan oleh latar belakang sosialnya.
c.
Perencanaan pendidikan harus betul-betul diorientasikan pada upaya meningkatkan
kualitas SDM (penguasan IPTEK), dan dengan tersedianya kualitas SDM, maka
diharapkan income masyarakat akan
meningkat
d.
Program pendidikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi akan menempati
prioritas pembiayaan yang besar.[1]
[1] http://desiwidiasari.wordpress.com/2011/05/05/teori-perencanaan-pendidikan/ diakses taanggal 7/05/2013 pukul 6:34