- Back to Home »
- Article , education »
- Pengaruh Tingkat Pendapatan Dengan Pendidikan
Posted by : Unknown
Wednesday, June 12, 2013
Pengaruh
Tingkat Pendapatan Dengan Pendidikan
Dalam mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan yang lainnya setiap orang memerlukan pekerjaan.
Dengan bekerja mereka akan memperoleh pendapatan, apabila pendapatan tersebut
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mencukupi kebutuhan rumah tangga
lainnya maka keluarga tersebut dikatakan makmur.
Karsidi dalam Ahmad Ridwan
mendefinisikan dengan pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh
keluarga baik berupa uang ataupun jasa. Setiap orang berhak untuk mencari
nafkah dalam upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehingga pendapatan dapat
mempengaruhi seseorang untuk mengejar apa yang mereka cita-citakan. Untuk
masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil, mereka berupaya hasil dari
pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk keluarga yang
berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada pemenuhan kebutuhan pokok yang
layak seperti makan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan
keluarga yang berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi
segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk menyekolahkan
anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Di dalam menyekolahkan anak,
masyarakat membutuhkan pembiayaan yang tidak sangat kecil sehingga membutuhkan
suatu pengorbanan sehingga pendidikan itu dianggap sebagai suatu investasi di
masa depan. Menurut Schultz (1961) dalam Soenarya (2000), pembiayaan yang
dialokasikan untuk pendidikan tidak semata-semata bersifat konsumtif, tetapi
lebih merupakan suatu investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga
kerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendidikan di sekolah merupakan salah
satu bagian investasi dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Investasi yang dilakukan
masyarakat dalam dunia pendidikan tidak lepas dari pengaruh pendapatan yang
diperoleh sebagai akibat dari pekerjaan yang mereka jalani. Berdasarkan
penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2008) membedakan pendapatan
menjadi 4 golongan adalah:




Menurut Lipton dalam
Rustiadi (2007) dinyatakan bahwa meskipun secara historis negara asia mengalami
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi sebagian (proportion) dari
masyarakat perdesaan masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan dan
jumlahnya tidak banyak berkurang. Kemudian secara umum dia menyimpulkan bahwa
di dalam ekonomi telah terjadi misalokasi sumber daya antara kawasan perkotaan
dan wilayah perdesaan yang dia sebut sebagai urban biased. Kita ketahui bahwa
jumlah penduduk perdesaan lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk kota,
namun bentuk permukiman penduduk perdesaan lebih tersebar, lebih miskin, tidak
berpikiran inovatif dan kurang terorganisasi dengan baik dibanding dengan
penduduk kota. Sebagai akibatnya terjadi bias dalam alokasi sumber daya yang
tercermin dalam kepincangan antara wilayah perdesaan dan kawasan perkotaan yang
secara ekonomi tidak efisien. Keadaan tersebut menyebabkan kurangnya investasi
dilakukan di wilayah perdesaan sebagai akibat dari transfer sumber daya yang
berlebihan ke arah kota-kota yang tercermin dari kurangnya fasilitas jasa-jasa
umum yang disediakan kepada masyarakat perdesaan yang miskin. Kecenderungan
umum juga terlihat dari terkonsentrasinya fasilitas umum yang berlokasi pada pusat
administrasi pemerintahan lokal, sedangkan di dalam wilayah perdesaan yang jauh
dan miskin bahwa fasilitas-fasilitas seperti sekolah, puskesmas, penyuluh
pertanian sering tidak dapat menjangkau. Kalaupun fasilitas tersebut ada,
tetapi ketersediannya sangat tidak mencukupi, yang menyebabkan sangat jauhnya
perjalanan murid-murid pergi ke sekolah dan jarang dikunjungi penyuluh
pertanian, sehingga produktivitas mereka rendah.
Berdasarkan uraian di atas, pendapatan
masyarakat antara satu sama lain berbeda-beda tergantung jenis/profesi
pekerjaan yang dilakukan sehingga variasi tingkatan pendapatannya dapat
berbeda-beda. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan ada yang
dibayarkan per hari, mingguan atau bulanan sehingga pendapatan inilah yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik keperluan makan atau keperluan
lain seperti untuk keberlanjutan pendidikan anak yang merupakan suatu investasi
untuk masa depan.[2]
Maaf gan, dalam tulisan anda diatas yang bunyinya "Badan Pusat Statistik (BPS, 2008) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah: ...." itu dibacanya dari mana dan bagaimana? semoga ini bukan copypaste dari artikel orang lain.
ReplyDeletejika anda berkenan membalasnya boleh dikirimkan ke mesujiedu@outlook.com
terimakasih ilmunya :)
ReplyDelete