- Back to Home »
- Article , education »
- Proses Pendidikan Berlangsung Dalam Pergaulan (Interaksi Sosial)
Posted by : Unknown
Monday, June 17, 2013
1.
Pergaulan dan Jenis-jenisnya
Pergaulan dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu sebagai berikut:
a.
Pergaulan orang dewasa dengan
orang dewasa
b.
Pergaulan orang dewasa dengan
anak atau orang yang belum dewasa
c.
Pergaulan anak dengan anak
Dalam setiap pergaulan akan tercipta
situasi tertentu, yaitu suatu keadaan, bentuk, dan tujuantindakan yang terdapat
dalam pergaulan. Situasi pergaulan secara umum dapat dibedakan menjadi dua
macam, berikut ini:
a.
Situasi pergaulan biasa atau
situasi pergaulan bukan pendidikan.
b.
Situasi pendidikan.
Belum tentu setiap pergaulan antara
orang dewasa dengan anak atau orang yang belum dewasa mengandung situasi
pendidikan. Dalam pergaulan antara orang dewasa dengan anak, tidak setiap
pengaruh orang dewasa kepada anak dikatakan mendidik. Pengaruh orang dewasa
dikatakan mendidik jika pengaruh yang secara sengaja diberikan kepada anak
didik tersebut bertujuan positif.
M.J Langeveid (1980) mengemukakan dua
karakteristik pergaulan yang mengandung situasi pendidikan dalam rangka proses
pendidikan, yaitu:
a.
Bahwa dalam pergaulan orang
berusaha mempengaruhi
b.
Pengaruh itu datangnya dari
orang dewasa yang ditujukan kepada anak agar mencapai kedewasaan.
Pada saat terpenuhinya kedua
karakteristik itulah situasi situasi pergaulan biasa berubah menjadi situasi
pendidikan sehingga orang dewasa yang bergaul dengan anak berkedudukan sebagai
pendidik dan anak yang bergaul dengan orang dewasa berkedudukan sebagai anak
didik (peserta didik). Sebaliknya, apabila kedua ciri itu tidak lagi terpenuhi
maka kedudukan orang dewasa tidak lagi sebagai pendidik, dan kedudukan anakpun
tidak lagi sebagai peserta didik atau anak didik. Dalam keadaan demikian
situasi pergaulan pendidikan berubah kembali menjadi situasi pergaulan biasa
(bukan pendidikan). Situasi pergaulan biasa pada saat tertentu pula situasi
pendidikan dapat berubah menjadi situasi pergaulan biasa.
2.
Sifat-sifat yang Harus Diperhatikan dalam Mengubah Situasi Pergaulan
Biasa Menjadi Situasi Pendidikan
Langeveld (1980) mengemukakan dua
sifat yang harus diperhatikan apabila pendidik akan mengubah situasi pergaulan
biasa menjadi situasi pendidikan. Kedua sifat yang dimaksud yaitu:
- Kewajaran
Pengubahan situasi pergaulan biasa
menjadi situasi pendidikan hendaknya dilakukan secara wajar agar tidak tampak jelas kesengajaannya oleh anak didik,
sekalipun sesungguhnya pengubahan situasi pergaulan itu secara sengaja
diciptakan oleh pendidik. Pengubahan situasi pergaulan biasa menjadi situasi
pendidikan secara wajar perlu dilakukan mengingat pengalaman membuktikan bahwa
kesengajaan yang terlalu nyata biasanya dianggap oleh anak didik sebagai
pelanggaran atas hak dan kebebasannya untuk menentukan sikapnya sendiri.
Keadaan seperti itu akan mengakibatkan anak didik memberikan perlawana, protes
atau menjauhkan diri dari pendidik.
- Ketegasan
Dalam keadaan
tertentu pengubahan situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan
terkadang harus dilakukan secara tegas. Anak didik diharapkan memperoleh
kejelasan tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukannya.