- Back to Home »
- Article , education »
- Relasi Perencanaan Pendidikan Dengan Keadaan Sosial
Posted by : Unknown
Wednesday, June 12, 2013
Relasi
Perencanaan Pendidikan Dengan Keadaan Sosial
Menurut
E. Mulyasa (dalam Udi Syaefuddin dan Abin Samsudin Maknun, 2009), model manajemen sekolah
atau pendidikan dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan sekolah
atau pendidikan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh, disertai pembinaan secara kontinyu untuk mendapatkan
simpati dari masyarakat pada umumnya, dan khususnya masyarakat yang
berkepentingan langsung dengan sekolah. Simpati masyarakat akan tumbuh melalui
upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara intensif dan proaktif,
disamping membangun citra lembaga yang baik.
Perencanaan
pendidikan mengandung arti untuk memenuhi kebutuhan manusia, bentuk apapun yang
diambil perencanan itu akan mempengaruhi aspek sosial dari situasi tersebut.
dengan demikian, walaupun perencanaan itu hanya berkaitan dengan aspek fisik
tetap hasus memiliki implikasi sosial. Pengertian perencanaan sosial kurang
memiliki batasan yang jelas sehingga menimbulkan berbagai konotasi. Jadi dapat
dikatakan perencanaan itu tidak akan lengkap jika hanya mempertimbangkan sub
kelompok fisik, sosial, ekonomi, atau pendidikan saja tanpa mempertimbangkan
keseluruhan lingkungan yang melingkupinya.
Perencanaan
bisa dikaji dengan dengan pengamatan dari berbagai komponennya yang berbeda.
Sebagai contoh perencanaan fungsional memfokuskan pada aspek tertentu dari
permasalahan total. Hal ini biasanya terpisah, tetapi dapat efektif bila
dikoordinasikan dengan upaya dan bentuk perencanaan jangka panjang keseluruhan.
selain itu, kajian terhadap
perencanaan pendidikan yang berlingkup regioanal perlu segera digalakkan.
Mengingat berbagai macam latar belakang yang terdapat di masyarakat, jika tidak
dikaji lebih mendalam, perencanaan hanyalah sebatas rencana. Realitas
pendidikan yang belum mampu memberikan solusi atas prematurnya system
pendidikan kita akan terus berlangsung.
Perencanaan regional perlu
mempertimbangkan aspek sosiologis seperti kebiasaan, adat istiadat dan
kebudayaan serta nilai-nilai budaya masyarakat setempat dan aspek-aspek ekonomi
seperti tingkat pendapatan, pola konsumsi, kebiasaan menabung dan sebagainya.
Setiap kebijakan yang dituangkan
dalam rencana pendidikan yang dilaksanakan akan mempengaruhi kehidupan sosial
dan tingkah laku kelompok masyarakat, oleh karena itu dalam perencanaan
pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek sosiologis yang berkaitan dengan
pembangunan pendidikan, di antaranya:
Ø bagaimana aspirasi masyarakat
terhadap pendidikan, di mana pendidikan dapat memberikan kesempatan untuk
memperbaiki mutu kehidupan;
Ø bagaimana mendapatkan pendidikan
yang mudah dan murah sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat;
Ø bagaimana mempersiapkan fasilitas
pendidikan dan mutu pendidikan yang baik;
Ø bagaimana menghadapi situasi dan
aspirasi masyarakat yang selalu bergerak dan berkembang.
Pendidikan dapat dipandang
sebagaai investasi karena pendidikan yang berhasil akan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kemajuan ekonomi mendorong perkembangan pendidikan,
dan pendidikan yang maju merupakan salah satu persyaratan untuk perkembangan
ekonomi selanjutnya.[1]